Hama Negara

Dulu, kemerdekaan adalah hasil perjuangan. Kini? Ia dilelang.
Yang duduk di kursi pengendali bukan lagi para pejuang, tapi para pemain.
Mereka berjas rapi, bersorak sambil menunggangi “rakyat” atas nama musyawarah.
Padahal suara rakyat hanya jadi formalitas—ritual lima tahunan yang semakin mahal harganya.

Simbol banteng—wakil dari sila ke-4 Pancasila—kini bukan lagi memimpin, tapi dikendalikan.
Ditunggangi oleh kepentingan serigala, babi rakus, koala diplomatis, sampai elang pemangsa.
Semua tampak sah, semua tampak legal… karena semuanya dikemas rapi dalam bungkusan demokrasi pasar.

Kemerdekaan tak lagi diperjuangkan, tapi dinegosiasikan.
Dan harganya?
Tergantung siapa yang punya akses dan siapa yang duduk di balik kendali.